Ponorogo : Pengangkutan Sampah Molor Blatung Memadati Jalan



Musim Hujan Telah Tiba Penanganan Sampah Harus maksimal, sebagaian warga masih ada yang belum sadar tentang bahaya sampah ketika dibuang disungai atau dibakar. Datangnya musim penghujan membuat satu habitat berkembang pesat. Lalat yang kian banyak merupakan akibat penanganan sampah yang kurang maksimal. Pengurangan sirkulasi habitat lalat di berbagai titik sampah kian merebah, untuk mengurangi hal tersebut seperti di TPST 3R Tonatan mensiasati dengan menjadwal kedatangan kontener sampah. Penjadwalan dilakukan setiap selasa dan sabtu, datang kontener dipenuhi langsung residu dibawa ke TPA Mrican. Mengenaskan Hari Natal yang seharusnya diambil kontener sampahnya, karena hujan petugas libur dengan alasan licin.
Dengan tidak diambilnya residu sampah di TPST 3R Tonatan blatung merambat sampai kejalan raya terbawa air hujan di samping itu juga terbawa air dari selokan TPST keselokan umum yang airnya mengalir melewati pemukiman penduduk. Setelah melihat kejadian itu pengelola TPST 3R Tonatan bersiaga bersama ketua RT setempat untuk mengantisipasi kejadian blatung masuk pemukiman lewat selokan. Ketika ada warga sebagai pemanfaat TPST 3R datang mengantar sampah menanyakan “ Blatungnya kok banyak mas? Tanya warga yang setiap hari mengantar sampahnya dari sampah usaha bakso, kebetulan berjualan di depan kampus Darussalam gontor”. Ungakap Pengelola TPST Hariyanto menjawab kepada warga “Iya, seharusnya pagi tadi diambil kontener tapi gak diambil saat hujan blatungnya keluar semua dari kontener sampah”. Demikian pemaparan yang disampaikan kepada team MUDA dari sumber berita di TPST 3R Tonatan.
Kalau sudah begini bagaimana penanganannya? Satu pertanyaan dilontarkan MUDA kepada pengelola TPST 3R Tonatan. Beliau menjawab: Sebelum TPST 3R Beroperasi Dilakukan Mediasi mengundang Dinas Terkait bahkan dari satu faraksi di DPRD Ponorogo di undang namun dari pihak kelurahan setempat dan camat ada acara serta dari Dewan juga tidak hadir yang hadir hanya staf bidang Kebersihan dan pertamanan. Hasilnya kesepakatan tidak tercapai. Dari KSM Sekar Putih selaku pemegang mandat pengelola TPST mengambil sikap untuk langsung beroperasi tanpa menunggu mediasi selanjutnya. KSM Sekar Putih berharap di fasilitasi truk dump dan BBMnya untuk mengankut sampah setiap saat sehingga gak nunggu harus diambil tapi ketika penuh langsung diangkut. TPST 3R Tonatan Buka 24 jam sedang TPA menurut penyataan supir pengangkut setelah jam 09  pagi TPA sudah tidak ada orang. Melihat pernyataan tersebut kami menunggu waktu yang tepat dimana kendala sampah baru muncul mereka yang punya kebijakan memberi kebijakan yang bijaksana. Jika demikian terus tentunya kota ponorogo tidak akan merdeka dari sampah karena sistem dan pelayanan saja tidak maksimal sedangkan retribusi sampah di tarik tampa memuaskan hasil pelayanannya. Pernah dari TPST 3R Tonatan memohon kesadarannya dari Tempat Usaha yang mengantar Sampah ke TPST mengisi infak kebersihan sebagai biaya tambahan kekurangan anggaran operasional menolak dengan halus, namun dengan penjelasan alur Undang-undang, Peraturan pemerintah dan Perda mereka sadar akan keberadaan TPST sebagai pengolahan sampah bukan pembuangan sampah dengan swakelola masyarakat tanpa anggaran pemerintah setempat mereka sadar. Begitu sulit menangani sampah kalau tidak komitmen dan hanya semata materi, tentunya tidak tahan lama KSM Sekar Putih mengelola TPST. Pengolahan sampah memerlukan skill dan keintelektualan dalam bidang tehnik lingkungan, jika setiap pengolahan sampah tanpa bekal pengelolanya dalam bidang lingkungan pasti tidak bisa bertahan sampai sekarang. teammuda
Share this article :

Post a Comment

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI