Beralih Fungsi Tempat Penampungan Sementara Sampah di jeruksing
menjadi Tempat Pengolahan Sampah belum
di sadari masyarakat, sedangkan penanganan sampah dibutuhkan setiap hari, jika
tidak di tangani sampah menggunung. Keterlaluan tempat sudah disediakan sebesar
itu hanya masuk saja titip sampah ternyata dibuang dipinggir jalan dank ebon
tebu sehingga hamper setiap hari petugas TPST mengambil walau tidak diupah dari
si pembuang sampah. Bila disadari kencing saja bayar Rp 1000,- titip sampah
minta gratis, jika dibandingkan tentunya kencing hanya sebanyak botol gelas air
mineral sedangkan sampah setiap hari satu
orang 0,98 kg.
Pengelola TPST Hariyanto mengatakan kesadaran masyarakat perlu dipupuk
jika semua serba praktis hanya buang sampah disembarang tempat sama saja kita
seperti manusia yang tidak mempunyai etika moral dan budaya yang baik. Sebagian
besar pembuang sampah tentunya menganut agama islam sedang konsep islam itu
sendiri jelas dan tegas sebagai orang
muslim harus menjaga lingkungan dari kerusakan baik sengaja atau tidak sengaja.
Kejelasan itu tertulis dalam AlQur’an S. AlA’raaf :56 sebagai umat islam dilarang membuat kerusakan
di muka bumi.
Masyarakat memang majemuk dan tersetruktur untuk itu dibutuhkan
koordinasi yang kontinyunitas dalam menagani sampah mulai dari masyarakat,
pengelola swakelola sampah dan pemda setempat sebagai pengatur aparatur Negara.
Kesinambungan didasari atas pelayanan bukan suatu kepentingan sehingga satu
sama lain sinergis. teammuda
+ comments + 1 comments
Kunjungi blog kami http://tpstmitrawarga.blogspot.com
Post a Comment