Seharian suasana mendung, tepat pukul 14.15wib sabtu 18 Januari 2014
Fotografer Newyork AS memasuki kampus INSURI Ponorogo. Setelah dimulai materi
Motivasi dari Andrea Star Reese memperkenalkan diri. Kedengaran suara lancer
berbahasa inggris, dari mahasiswa prodi KPI mulai memperhatian ucapan Andrea
sang fotografer amerika. Keterbatasan dalam berbahasa inggris dari sebagaian
mahasiswa hanya melihat beliau mengungkap kata yang dirangkainya. Setelah
selesai diterjemahkan oleh Gunawan sebagai gait yang setia mendampingi Andrea
keliling ponorogo dalam rangka hunting di kampong gila dan kampong idiot serta
petirahan atau tempat pengobatan alternative orang sakit jiwa, untuk penunjuk
jalan didampingi Hariyanto yang juga Mahasiswa semester akhir Prodi KPI. Tiga
menit bicara Andrea dilanjutkaan penterjemah Gunawan menjelaskan kepada
mahasiswa apa yang telah diucapkan beliau. Begitu seterusnya sampai satu jam
memberikan motivasi kepada mahasisswa KPI INSURI.
Pada sestion Tanya jawab, dua mahasiswa menanyakan mengapa beliau terjun
di dunia fotografer dan kenapa gambar yang diambil orang sakit jiwa. Andrea
menjawab : saya dulu sebagai fotografer gambar gerak atau film setelah
mengalami kecelakaan, saya beralih pada fotografer gambar tidak bergerak. Dunia
fotografer adalah dunia saya, saya suka fotografer sejak kecil dan saya
menekuninya. Setiap kali dicoba dari hasil-hasil yang belum memuaskan hingga
mengahsilkan karya yang baik dan patut dipublikasikan. Pengambilan gambar orang
sakit jiwa atau gelandangan atau kecanduan narkoba itu adalah bagaian
kepedulian social saya selain sebagai fotografer. Dari gambar bisa
dipulikasikan atau bisa dijadikan bahan riset atau penelitian setelah ini.
Pertanayaan kedua dilontarkan motivasi apa datang ke Indonesia, saya datanng
keindonesia kartena ada ikatan : adik saya dapat orang Indonesia, kita sama
sama menjadi korban teroris dan aku I Love You Indonesia.
Tak terasa 60 menit telah berlalu, kuliah umum dengan materi motivasi
dari fotografer Amerika telah selesai. Ada beberapa poin yang menjadi masukan
kami sebagai mahasiswa, terampil bahasa akan memudahkan berkomunikasi, kemauan
keras dengan berulang kali mencoba akan memnghasilkan karya walau dengan
peralatan terbatas. Setelah selesai Ketua SMF Dakwah ditemui, sungguh luar
biasa kesempatan seperti ini belum tentu datang lagi dalam setahun ini. Rugi
bagi mahasiswa yang tidak datang ketika ada peluang untuk berkomunikasi dengan
orang yang luar biasa.
Post a Comment