Kalender Lingkungan dibuat ditiap sekolah adiwiyata, gerakan peduli lingkungan masih minim. Hari bumi yang jatuh pada hari rabu, pagi tadi sampai siang hanya beberapa gerakan menyambut hari bumi dalam bentuk aksi penyelamatan bumi.Bentuk gerakan terlihat sendiri-sendiri sehingga tidak begitu kelihatan gelegarnya, pernyataan Hariyanto FPL Ponorogo" Pengawalan Aksi Penyelamatan Lingkungan hampir tidak ada permintaan, artinya gerakan dari penyelamatan lingkungan tiap sekolah tidak semua dilakukan, kenyataan di publik tidak ada pemberitaan, semua berita tentang politik hukum dan seremoni lingkungan bukan gerakan yang dilakukan secara terus menerus".
Krisis kader lingkungan di ponorogo jika dalam semua program pendidikan yang berkarakter lingkungan hanya seremonial saja (gelegar begitu besar ketika ada penilaian akan tetapi sepi ketika tidak ada team penilai datang).Selama empat tahun program adiwiyata merambah sekolah diponorogo, pendampingan hanya dua kali kegiatan. Hal tersebut menjadi prihatin betapa sedikitnya kader lingkungan yang akan tumbuh jika sekolah melakukan gerakan penyelamatan lingkungan ketika dilakukan hanya saat team penilai datang sebagai syarat formal.
Pagi ini FPL Ponorogo mengawal SD Pakunden 1 Ponorogo untuk aksi hari bumi, tak kira seluruh anak didik ternyata hanya team hijau saja yang diikutkan. Betapa semangatnya anak didik tersebut ketika diperhatikan tanpa peduli paku dan bener yang menempel di pohon dicabut hingga keringatan menetes. Rute hari bumi di potong seharusnya menuju alun-alun menjadi muter desa Pakunden, sedikitnya peserta kecewa karena gak jadi rute alun-alun dalam aksi hari bumi bersih jalan dan cabut paku dan bener menempel dipohon.
Budi Hermawan ketua team Pelaksana Hari Bumi SD Pakunden 1, kami berharap kegiatan rutin tersebut dilakukan setiap bulan ketika hari sabtu jam 07.00 s/d 09.00. Hal tersebut benar-benar bisa memnyentuh dan membekas pada anak didik kami.
Post a Comment