Dakwah Kampanye Islam Ramah Lingkungan

            Seperti biasa agenda tahunan Mahasiswa Fakultas Dakwah dalam Gelar Budaya Grebeg Suro ikut andil menyumbangkan pemikiran lewat kampanye Islam Ramah Lingkungan. Budaya tidak hanya sebuah gerakan fisik, sebagai mahasiswa budaya diimplementasikan pada budaya berfikir kritis yang melahirkan konsep hasil dari suatu pemetaan atau analis yang meliputi amalis sosial dan lingkungan di dasari nilai islam bertujuan menyampaikan pesan secara realita, kebutuhan dan kewajiban demi terciptanya masyarakat islam yang rahmatan lil 'alamin.
            Corak dakwah perkembangan dituntut untuk berkolaborasi yang didalamnya terdapat berbagai macam budaya peninggalan nenek moyang yang telah lebih dahulu memeluk agama hindu, budha dan animisme. Namun demikian Budaya pada Negeri Nusantara bila dicermati secara mendalam berkolaborasi dengan Islam, dimana Tokoh Islam Nusantara yang dekat dengan kaum alit atau abangan menjadikan Budaya sebagai Sarana Dakwah bukan budaya sebagai tujuan akhir dari sebuah pengajaran Islam yang sesungguhnya. Sejarah Islam Tanah Jawa para walisongo telah mendahului dengan memanfaatkan budaya yang ada, sebagai sarana dakwah, sehingga pada kaca mata luar seolah-olah islam di tanah jawa tidak murni atau banyak mengandung bid'ah.
            
Peran dakwah dimasyarakat sangatlah luas sehingga ketika ada suatu wacana atau gejala cepat tertangkap dan disikapi dengan pemetaan yang melahirkan konsep dengan ditindak lanjuti pada tindakan nyata langsung terjun kemasyarakat. Ada sebuah rangkaian kata yang jika di praktekan terbalik, berbeda dengan mahasiswa dakwah mereka mendalami skill atau mengutamakan life skill sebagai sandaran sedangkan keintelektualan diperoleh hasil dari dialegtika dengan masyarakat yang beragam status sosialnya dan setratifikasi sosial.
                  Seperti halnya dalam Kampanye Islam Ramah Lingkungan semua dihasilkan dari suatu pemetaan lingkungan dan pemetaan sosial dengan mengacu pada kebutuhan air kurun waktu lima tahun kedepan. Kepadatan penduduk semakin meningkat dalam data statistik kependudukan dengan berkurangnya lahan pertanian diubah menjadi bangunan besi dan beton. Lahan hutan lindung diubah fungsi sebagai hutan produksi atau pertanian rakyat yang seharusnya untuk menampung air dengan hutannya yang lebat. Dengan demikian bisa disimpulkan kepadatan penduduk yang tidak terbendung mempengaruhi kebutuhan lahan perumahan sehingga lahan pertanian dan hutan tiap tahunya terkikis semakin sempit.
                    Dasar pemetaan Sosial dan lingkungan merupakan logika dunia nyata, sebagai umat islam mensikapi itu harus jelas referensinya, sebagai pijakan hidup dalam membentuk masyarakat islam diera global yang mengutamakan nilai dari pada tatanan sosial. Hal tersebut harus disikapi dengan mengfungsikan media berperan untuk mengubah minset. Pijakan Islam Ramah Lingkungan, Allah SWT membuat pernyatan dan perintah jika disikapi ini sebuah jihad Islam dalam Perbaikan Lingkungan. Adanya Global Warming mungkin itu suatu isu internasional, akan tetapi sebuah kerusakan semua dilakukan manusia. Jelaslah sudah pernyataan Allah SWT terjawab dalam kutiban S.Arruum : 41 bahwasannya keruskan darat dan laut akibat dari peerbuatan tangan manusia. Untuk itu untuk mengembalikan kerusakan yang ada Allah SWT memerintahkan agara umat manusia jangan merusak kehidupan bumi ( kutiban S. Al"Araaf : 56 ). sudah dipastikan semua konsep dunia tidak lepas dari konsep Alquran. Puasa menebang Pohon merupakan jihad bagi umat islam dan juga puasa mengekpoitasi air juga bagian dari jihad. Temuan tersebut atas dasar kebutuhan lingkungan bukan suatu kepentingan politis atau nilai sebagai tujuan akhir.
Share this article :

Post a Comment

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI