AGAMA BEKU MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK JADI AGAMA

            Perubahan Sosial masyarakat semakin tak tebendung, peralihan budaya lokal pada budaya luar semakin cepat. Jika sepuluh tahun sekarang Agama sebagai suatu ilmu kebenaran yang hakiki, tapi ternyata tidak merubah bangsa yang lebih baik. Problematika dalam suatu keluarga, lingkungan , masyarakat dan negara semakin jauh dari kebenaran Agama dan Pancasila. Manusia sebagai mahluk sosial sekarang haus segalanya filter yang telah ada pada dirinya berupa ajaran atau doktrin kebenaran tidak lagi menjadi sandaran hidup seseorang. Nilai materi sebagai buruan utama dan kiblatnya.
Beberapa penghambat Runtuhnya Bangsa :
1. Doktrin Media
           Setiap detik bisa di baca, di lihat, di dengar dan dibicarakan, tidak lebih dari tayangan, tulisan, suara yang tak terasa masuk kedalam memory otok dan menjadi perilaku keseharian.Tak lain merupakan hasil dari doktrin media. Begitu besar pengaruhnya Media kedalam kehidupan bangsa Indosesia sehingga budaya dan agama semakin ditinggalkan. Perlu kita lihat Media jaman kemerdekaan sebagai ujung tombak senjata yang ampuh untuk menyatakan pemberitaan kemerdekaan RI pada masa itu. Jika sekarang bangsa Indoesia dalam keterpurukan juga karena Media yang sudah melupakan etika sehingga seakan akan media yang didalamnya terdapat Pers mencari berita bagai kuda perang. Akan tetapi kuda perang Pers sekarang berjuang untuk nilai materi, adapun merubah nilai sosialnya hanya beberapa % saja. Nilai sosial yang di beritakan sekarang di media hanya kamuflase. Harus disadari Indonesia Merdeka karena Pers dan Media, juga Indonesia bisa hancur karena Pers dan Media.
              Setiap saat ada kejadian yang di tayangkan pada sebuah media membuat cuci otak yang melihatnya dan merasuk kedalam memory otak seperti halnya pada penayangan bunuh diri naik menara yang pertama. Setelah Penayangan pertama satu minggu kemudian tambah kasus bunuh diri yang sama dan itu berlangsung hampir selama setengah tahun. Setelah itu muncul kasus mutilasi tak lama dari sebulan mutilasi terus berlanjut sampai sekarang . Semua penayangan ada baik dan buruknya niat untuk menjadi dewasa malah menjadi di buruk karena kurangnya SDM. Kebebsan Pers sekarang memnagperlu yang menjadi pertimbangan adalah Masyarakat belum siap menerima tayangan itu sehingga yang seharusnya japeringatan malah dia melakukan seperti itu.
2. KORUPSI
                Jika pada saat itu Korupsi hamya bisa didengar lewat suara burung tapi sekarang malah seperti orang mendengar musik kata kata Koruosi didengar dan dilihat. Ya jika dalam penganan tersebut tidak maksimal maka akan terjadi keemburuan yang mengakibatkan KOrupsi sebagi budaya. Sudah bisa kita lihat disetiap daerah Korupsi semakin meraja lela ibarat penyakit kangker. Dalam Hal tersebut peran Penegak Hukum dan Pers lebih berperan untuk menegakakan Hukum sehingga benar si Korupsi dihukum. Dalam Masyarakat Indonesia sebenarnya ketika muncul akan adanya Icon Korupsi dihukum mati mendapat respon yang menjadi heran respon tersebut hilang oleh kasus kasus baru. Sehingga pembahasan
Korupsi dihukum mati tertutup lagi. Bisa dikatakan rakyat setuju tapi yang menjadi wakilnya tidak menanggapinya.
3. NARKOBA
                   Tak heran Indonesia menjadi sarang Narkoba bahkan pabrik terbesar di dunia berada di Negeri yang penduduknya mayooritas Islam. Melihat demikian itu kesalahan siapa ? Narkoba sebagai ajang dari sebuah kenaikan Pangkat, jika semua pihak memerangi Narkoba pasti Peredaran Narkoba akan lebih sempit ari sekarang. Bisa kita lihat didalam penjara bisa kendalikan peredaran Narkoba. Dinegeri yang mengemborkan HAM saja pengedar Narkoba dihukum Mati tapi di indonesia cuman dengan di tukar selembar kertas yang tulisannya angka anka atau sebuah bintang.
Akankah kesenjanagan sosial terus begini, jika memang benar maka tak bisa dipungkiri lagi indonesia sedang dalam keruntuhan, yang sudah jelas meninggalkan Pancasila sebagai dasar Negara seharunya di aktulakan dalam hidup setiap Warga negara tanpa pandang bulu atau pilih kasih.Kehancuran Indoenesia yang berperan besar ada tiga hal tersebut di atas.Semua butuh kerja sama untuk membangun sebuah perubahan sejati, perlu komitmen dan transparasi serta sama rata dalam segala hak dan kewajiban.
Share this article :

Post a Comment

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI