Wacana Kampus, Dosen Bikin Even Mahasiswa Meneliti Permasalahan




Dinamika kampus  bergulir membawa pemikiran positif dan negtif. Mahasiswa dituntut  kritis atas pemikirannya, disisi lain life skil harus dipunyai untuk mempertahankan hidup setelah mengahiri pembelajaran pada bangku kuliah. Dalam diri manusia terdapat sebuah keahlian yang diantara manusia itu sendiri berbeda keahliannya. Satu bentuk keintelektualan merupakan kecakapan hidup pemikiran, satu kecakapan hidup lain adalah life skill yang berarti cakap berbentuk ketrampilan. Keintelektualan lebih bergerak pada politik,  sedangkan skil menelorkan kemandiriian yang trampil.
Penggalian skil dan keintelektualan tidak bisa hanya di peroleh dari bangku kuliah yang setiap harinya hanya 180 menit dalam sehari, 4 hari dalam seminggu. Jika demikian tentunya satu bulan tidak genap 30 hari belajar di ruang kuliah. Sebagai mahasiswa agresif baik berbentuk ketrampilan atau pemikiran sudah seharusnya haus ilmu dan pengetahuan dengan referensi yang jelas. Tuntutan jaman terus berubah senyampang dengan keterbukaan publik atau berkomunikasi, informasi setiap detik berubah menambah maidset bagi para pencari perubahan. Perubahan bukan berarti membawa kebaikan akan tetapi membawa perpecahan karena kekurang profesionalan dalam bersikap.
Membuka wacana kampus ijo di tinjau dari alumni maupun mahasiswa atau dosennya, bukanlah untuk membuka aib melainkan bersikap profesional duduk pada tempatnya. Memulai organisasi intra yang di dalmnya dilandasi atas dasar bakat dan minat dengan mengamalkan tri darma perguruan tinggi. Keunggulan intra merupakan keuntungan kampus karena membawa nama harum setiap kali mengadakan even atau mendelegasikan mahasiswanya seperti sekarang UKM SEBA karena skil teroganisir akhirnya masyarakat mengundang untuk tampil pada acara-acara tertentu, UKM Pramuka yang sudah punya nama seharusnya terus dijaga agar image INSURI tetap baik, UKM ROHIS juga pernah tenar akan tetapi surut akibat pengkaderan mati. Dari fakultas Syari’ah dan Dakwah yang selalu mendelegasikan pada acara antar kampus negeri dan swasta baik tingkat daerah maupun nasional. Lebih mengenaskan UKM LH seumur jagung memulai dari nol dengan merangkak tertatih tatih pada konggres Mahasiswa di bantai atas dasar bukan pada bidang minat dan bakat tapi pada bidang garap, sesuatu minat terbentuk pada mahasiswa tentunya jika sudah nyaman dalam satu organisasi sedangkan bakat muncul atas dasar minat. Pada perjalanan kampus ijo organisasi intra selalu berbenturan dengan kepentingan oganisasi ektra dalam hal pengkaderan. Menelanjangi dua organisasi tersebut lebih dari kekurang pahaman dalam berorganisasi, sehingga perjalanan organisasi pasang surut pada masing masing struktur intra dan ektra. Berselingkuhnya organisasi dalam satu rumah sudah terbukti membawa tarik ulur yang tidak jelas, karena masing individu tidak mampu memilah atau menelaah untuk menempatkan diri pada posisinya.
Kemunduran mahasiswa ketika dalam perjalanan berproses tidak kritis atau tak mampu membangun life skil. Jika dua hal tersebut mati tentunya hasanah kampus tidak hidup,keterikatan sesama intra harus tetap terjalin agar tercipta dinamika yang harmonis. Tidak sepantasnya dalam kampus islam berdinamika saling membunuh karakter.  Pembunuhan karkter terjadi lebih dilandasi atas dasar persaingan yang tidak sehat karena alasan tertentu, hal tersebut terjadi pada kampus ijo yang sudah tua akan tetapi dalam menterjemahkan ilmunya sangat sempit sehingga kejadian berlangsung setiap dekade kepemimpinan di organisasi. Doktrin fanatisme merupakan suatu hal yang buruk, karena fanatisme akan menutup kebenarn hakiki. Kebenaran itu tidak mutlak atas suatu dasar keilmuan dan pengalaman, jika demikan sebagai rujukan untuk membenarkan Alquran dan sunah rasul bukan suatu kebenarn mutlak maka untuk apa kita beragama yang setiap harinya hanya bergelut pada kebohongan dan kemunafikan.
Jika Kampus Ijo berpijak pada pendidikan pesantren tentunya nilai moral terbangun tanpa ada kemunafikan. Dosen merupakan ulamanya kampus yang seharusnya menjadi tauladan dalam referensi ilmu, bersikap maupun bertingkahlaku kesehariannya. Pengabdian dosen tentunya pada ranah keilmuan yang di tindak lanjuti pada penelitin dan pengabdian masyarakat. Hal tersebut merupakan tolak ukur dosen profesional mampu mengplikasikan ilmunya. Dalam sejarah perguruan tinggi manapun tentunya tidak pernah ada dosen bikin even sedang mahasiswanya meneliti untuk memecahkan masalah. Jikalau itu terjadi doesn mengajak mahasiswa untuk ikut serta pada  penelitian sebagai awal dari perkenalan dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari dosennya. Adapun keikut sertaan mahasiswa di penelitin lebih dari pengenalan sebelum membuat skripsi yang juga pasti menggunakan metode-metode untuk menyusun skripsinya.
Perubahan kearah lebih baik adalah jika semua pihak mampu mentelaah atau menerima sebagai mana mestinya duduk pada tempatnya untuk menciptakan suatu perubahan yang mendasar. Setiap kali di dengar syiir tanpa waton yang asli suaranya siapa tidak jelas tapi orang menganggap itu syiirnya GUS Dur. Tak jadi masalah tentang suara atau siapa yang menciptakan, disikapi suatu positif pada isi syiir tersebut sebagai rujukan membangun kampus ijo berhaluan Aswaja. hryt team muda
Share this article :

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI