Bukti Nyata INSURI Mencetak Kader Lebih dari Tiga Puluh Tahun

Mengenal INSURI lebih dalam, jika telah puluhan tahun lebih INSURI berdiri atau tepatnya 33 tahun telah berlangsung sejak berdirinya. Tidak heran hampir seluruh sekolah negeri atau swasta Ponorogo bahkan sampai di kementrian dan pemerintahan  terdapat lulusan Kampus Ijo dengan nama jelas Institut Agama Islam Sunan Giri, Dulu pernah menyandang Universitas selama beberapa tahun setelah dari tahun ke tahun ketentuan Universitas berubah. Dengan berubahnya UNSURI menjadi INSURI sampai sekarang tidak mengurangi minat mahasiswa baru di setiap tahunnya untuk masuk, Kuliah sore ternyata banyak juga peminatnya. Disisi lain bergulir pernyataan akan terjadi perubahan perkuliahan dari sore ke pagi. Berdirinya Perguruan Tinggi Sunan Giri di Ponorogo dengan tujuan mendidik mahasiswanya berwawasan dan berkepribadian Islam, mampu bersaing di kancah pendidikan, ekonomi, politik dan Sosial baik dalam pemerintahan maupun lembaga swasta yang ada di Indonesia.
Pernah ketika Mahasiswa Fakultas Da'wah dalam menjaring hubangan semua pihak dalam silaturahimnya, salah satu Angota dan juga pengurus IDI Ponorogo mengatakan sebenarnya INSURI itu prospek besar dalam arti masih ada peluang jika membuka Fakultas Kehatan atau Kedokteran, dari kami bisa membantu dalam hal perijinan dan kerjasamanya dengan IDI Ponorogo. Akan tetapi kenapa dalam satu yayasan tersebut, bahkan dalam satu Kampus terdapat dua manajemen sehingga perjalanan INSURI menuju UNSURI terhambat. Adanya komunikasi fakultas Da'wah dengan IDI Ponorogo, menjadikan wacana baru yang harus dipertimbangkan dan menjadikan masukan bagi Yayasan YAPERTINUKA.
Kemana Alumni INSURI? Telah ribuan Sarjana lulus dari INSURI menyebar di ponorogo bahkan sampai pelosok Nusantara. Dalam beberapa waktu yang lalu Team MUDA pernah berbincang dengan sebagian Alumni, mereka berharap ada forum Alumni INSURI. Secara nyata memang sudah berdiiri dan ada ketuanya akan tetapi kenyataan Forum Alumni INSURI tidak berfungsi. Pernyataan Alumni perlu adanya Temu Alumni Akbar sebagai rasa kangen dan kepedulian terhadap INSURI sebagai simbangsih adalah membentuk Forum Alumni yang nyata bisa menggalang dana untuk membangun INSURI menjadi besar. Dari beberapa alumni di temui Team MUDA, mereka merasa kecewa kenapa lulusan INSURI tidak dipakai di Kampusnya malah mengunakan dosen dari Perguruan tinggi lain, padahal banyak sekali lulusan yang berkualitas baik secara keilmuan dan komit untuk mengabdi di Kampus Ijo ini.
Pandangan Politik, INSURI sebenarnya mampu mencetak Bupati dan Dewan dewan yang duduk di gedung sebelah timur alun alun. Jika benar demikian tentunya kedepan akan menjadi kampus yang nomer satu di Ponorogo dan mampu bersaing bersama perguruan tinggi lain di tingkat nasional. Dalam pengamatan Team MUDA, INSURI dalam kancah politik lebih cenderung mendukung bendera Kuning karena dosen dosennya merupakan tinggalan ORDE BARU. Akan tetapi dalam perkembangan tahu ke tahun Mahaiswanya lebih netral dalam politik di kampus. Pendapat Mahasiwa dan Alumni menggambarkan INSURI terlepas dari Politik Praktis akan tetapi belum bisa karena masih ada sisa orde baru di dalamnya. Manajemen Konflik mesti sering terjadi baik dari mahasiswa dan dosen sehingga kurang labilnya dalam perjalanan kampus kembali pada universitas.
Kaca mata akademika sebenarnya IAI Sunan Giri Ponorogo mempunyai dosen yang berkredibilitas tinggi, namun dalam mengorganisasikan kurang maksimal dan tidak bisa menempatkan kepentingan pribadi sehingga jadi momok setiap perkembangan kedepannya.
Kerugian NU dalam INSURI, setiap tahunnya kader yang berada di dalam tidak pernah dipakai sebagai dosen. Menjadi tanda tanya besar INSURI meerupakan tempat pengkaderan NU pada kenyataan lulusannya tidak pernah di pakai oleh INSURI sendiri. Perkembangan dekat sudah berubah satu demi satu ternyata lulusan dari dalam dipakai dan diposisikan pada bidangnya.
Team MUDA memandang itu sebagai salah satu misi politik yang telah lama berkuasa, memutus pengkaderan sehingga dalam pandangan umum Perguruan tinggi NU selalu terkesan lamban. Sebagai Kader muda NU yang berada di dalam harus selalu peka dan jangan mudah di profokasi. Pemikiran pemikiran devide et impera harus di kikis karena itu bagian dari peninggalan Kolonial belanda yang sekarang masih berlangsung di berbagai lapisan masyarakat.
Nama Sunan Giri membawa berkah, akan  tetapi sering dijdikan kedok dalam membawa misi politik, Syi,ir Gus Dur Tanpo Waton, menggambarkan sebuah bukti tentang kejanggalan yang tersembunyi dalam hati. Meneguhkan hati pada suatu yang baik dan benar menurut AlQur'an. Sunan Giri merupakan pendidik yang tauladan lagi handal, menjadi contoh semua penghuni Kampus Sunan Giri kedepan. Muda Team hyt
Share this article :

Post a Comment

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI