MENENGOK SEJARAH BANGSA SANG PELOPOR PERUBAHAN “GUS DUR”

Ketika masih duduk di tahta istana Indonesia seakan lingkungan elit tak setuju dengan idenya yang konyol, selalu membuat resah para elit. Ketika turun tahta Sang Pelopor Perubahan menjadi harum karena sudah terbuka tabir yang menyelimuti. Hikmah hikmah terungkap sehingga kebenaran yang hakiki terlihat dengan terang. Kepemimpinan model pesantren yang sudah teruji kejujurannya bergelut dengan politik yang membunuh karakter seseorang semakin terungkap.
Ternyata kita di diberi penglihatan yang jelas malah kita gunakan untuk sesuatu kejelekan. Kita picik dan tertutup sehingga jalannya Amanah selalu mandek pada tengah antara hidup dan mati. Perjuangan Sang Pelopor Perubahan sudah memberikan ketauladanan, tapi kita semua tidak mau merubah sikap jelek kita, iri dengki dan serakah selalu mengerumuni otak, sehingga kita picik tidak mau menerima suatu perubahan untuk keadilan dan kesejahteraan demi kebersamaan.
Napas perubahan sudah berhembus, akan tetapi hembusan napas kita terhenti karena napsu dan kemauan pribadi. Nilai luhur yang hakiki sudah tertutupi oleh hijaunya kertas yang berisi angka angka pasti. Agama hanya hiasan bentuk dan perilaku, tidak menjadi hakekat hidup untuk suatu tujuan. Kita sudah meninggalkan idiologi kita ASWAJA yang selalu kita bicarakan, yang selalu kita diskusikan, yang selalu kita ajarkan.
Melihat dengan mata telanjang, hati dan pikiran membuat semakin terlihat keburukan kita. Kita terlahir dari mana dan setelah hidup akan menjalani dunia yang belum kita tahu, tak pernah terbayangkan! kata seorang Ulama kepada muridnya. Al Qur’an dan Al Hadits sebagai hiasan, materi sebagai tujuan dan uang menjadi Kiblat. Masya Allah, Subhanallah. Bertaubatlah sekarang sebelum ajal tiba ketika napas terakhir berhembus. Terlambat jika ajal tiba kita bertaubat karena kita tahu mana yang baik dan buruk atau salah dan benar. Berbeda dengan taubat orang mualaf yang mungkin belum tahu kebenaran yang hakiki. Semoga tulisan ini mengingatkan seorang Pelopor sejati, selalu dicerca dan di bicarakan kekurangannya. Tapi tidak bisa melihat kelebihannya. Salam redaksi dari Malaikat yang siap menanti Anda untuk selalu berbuat baik demi kebenaran dan tegaknya islam sebagai referensi setiap hembusan napas orang hidup. muda.insurifada
SANG GUSDUR MENGHAPUS TABIR KEGELAPAN DAN SELALU OPEN KARENA TIDAK TAKUT. MALAH MENJADI SEBUAH KEKUATAN JIKA KITA TERBUKA DAN TRANSPARAN. HANYA MEREKA YANG SELALU MENYATU DENGAN KEGELAPAN TIDAK SETUJU.
Share this article :

Post a Comment

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI