Koalisi Tanpa Syarat Merupakan Niatan Suci

Sejarah Politik Dunia belum ada dalam kualisi berpolitik tanpa syarat. PilPres 2014 RI pasangan Jokowi dan Yusuf Kalla yang di nahkodai PDIP diikuti PKB dan Nasdem menyatakan berkoalisi tanpa syarat, yang artinya tanpa mengindahkan kepentingan partai bertujuan untuk kesejahteraan bangsa demi terwujudnya Indonesia guna kesejahteraan rakyatnya.
Sistem Demokrasi merupakan sistem politik yang mengutamakan kepentingan rakyat, namun dalam pelaksanaannya sering kali direkayasa seperti penerapan perundangan pemilu. Rusaknya makna demokrasi dikotori oleh money politik. Jenjang Pengkaderan Partai atas dasar kemampuan dan proses tidak lagi utama pada penjaringan Caleg hasilnya muncul kader-kader yang tidak bertanggung jawab atas semua aspirasi rakyat yang diembannya.
Pemilihan Presiden 2014 secara langsung bukanlah memilih partai atau sekedar simpatik dan fanatisme terhadap partai atau seseorang yang dijadikan pilihan dalam pilpres mendatang dalam kurun waktu 45 hari lagi.Kinerja yang sudah dibuktikan oleh publik dan dunia media sebagai ukuran dalam pemenangan pilpres kali ini yang menjadi ukuran dalam paradigma bangsa Indonesia. Hal tersebut sebagai acuannya begitu banyak penduduk indonesia telah menggunakan dunia maya sebagai suatu kebutuhan setiap harinya.
Dogma setiap Agama bahwasannya niatan suci merupakan pernyatan yang tulus yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan. Nilai-Nilai Ketuhanan yang mengedepankan kebersamaan, kesejahteraan, kemakmuran, keadilan dan kebenaran hakiki untuk Umat Manusia.
Jika koalisi tanpa syarat dipegang teguh maka nilai-nilai pancasila yang sudah di gagas oleh pendiri negeri ini dan menjadi dasar negara hidup kembali secara otomatis.Selama ini dalam perjalan NKRI setelah reformasi seakan nilai-nilai pancasila seperti ditelan waktu karena situasi politik dan perkembangan bangsa. Nilai-nilai pancasila tanpa adanya kontrol media dan diikuti sistem pemerintahan yang dianut oleh pelaku dan oknum yang hanya mementingkan sekelompok orang atau komunitas. Kaum Borju dan Kapitalis selalu membendung para kader bangsa yang tidak mempunyai finansial lebih. Sehingga Putra-putra bangsa yang berfikiran dan mempunyai skil lebih sering digunakan bangsa tetangga yang dikemudian hari menjadi momok dan menjadikan masalah. hrtteammuda
Share this article :

Post a Comment

Space Iklan

Space Iklan
 
Layout : Bambang Indrayana
Copyright © 2011. MUDA NEWS Online - All Rights Reserved
Redaksi MUDA Online Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Proudly powered by Team KPI