Budaya Ngopi Ponorogo

            Nusantara bahkan belahan dunia sudah tahu icon Ponorogo Kota Reog , jaman terus berubah budaya bergeser dari kisah warok yang terlihat angker di kota ponorogo semakin berkurang . Dengan munculnya warung di sepanjang jalan ponorogo baik pagi siang sore dan malam membuat budaya semakin terkikis, anak muda dan orang tua kini sering kali ditemukan di Warung Kopi. Mereka menghabiskan waktu dengan secangkir kopi dan sebatang rokok.Tak heran orang mengatakan Dulu kota Ponorogo selain kota reog juga menjadi kota warok, warok sekarang jarang yang bermunculan warung.

           Budaya ngopi orang ponorogo yang dulunya di rumah sekarang berbalik di pinggir jalan atau di tengah sawah. Warung kopi yang Modern sekarang dilengkapi dengan Hot Spot, sehingga para pecinta kopi dengan membawa lap top bisa bertambah santai sambil Catting atau buka file yang di inginkan. Bagi pecinta kopi yang sudah tua biasanya menikmati kopi pada pagi hari satu cangkir kopi atau Jahe dengan singkong goreng yang Lunak ( Mempur ). Anak sekolah dan Mahasiswa biasanya juga ngopi habis belajar. Tapi sayang di bagian yang lain terlihat anak sekolah berseragam yang seharusnya masuk sekolah masih di warung kopi.

           Jam kerja 08.00 terlihat ramai di jalanan setelah pagi anak sekolah sudah masuk, ada yang habis ngopi di warung terus menuju tempat kerja, tempat tertentu ngopi di kantin kerjaan. Seseorang dari penikmat kopi mengatakan hidup tanpa ngopi gak bisa mending ngopi 3 s/d 5 dari pada makan nasi 3 s/d 5 kali. Kecanduan kopi sering di temukan mereka lebih baik makan sekali dan ngopi 3 s/d 7 kali. Budaya ngopi ada sisi baik dan buruknya. Sisi baik ngopi adalah melepas kepengatan pada kejenuhan aktifitas setiap hari. Sisi buruk ngopi jika kita terlalu lama membuang waktu maka tak sadar menghabiskan waktu yang sia sia, seharusnya untuk berkarya tapi berlebihan untuk melepas kejenuhan.